Latest Updates

Budaya Hidup Sehat

Budaya Hidup Sehat

Budaya Hidup Sehat

Dewasa ini masyarakat mulai menyadari arti penting menerapkan budaya hidup sehat. Hal ini dapat tercermindari berbagai cara hidup masyarakat yang mulai memperhatikan pola makan, kebersihan lingkungan, kesehatanbadan dan juga pola pergaulan. Bagaimana dengan kalian? Sudahkah kalian menerapkan budaya hidup sehat? Disekolah, kalian tentu sudah belajar menerapkan budaya hidup sehat bukan? Misalnya kalian harus menjaga kebersihan kelas masing-masing, diwajibkan berseragam rapi dan bersih, bergauldengan sesama teman dengan baik, dan sebagainya. Semuanya itu merupakan pembelajaran bagi siswa untuk menerapkan hidup sehat. Di kelas VII kalian sudah mempelajari tentang pola makan yang sehat,pemenuhan gizi yang seimbang dan juga berbagai penyakit menular seksual.Nah, di kelas VIII ini akan dibahas tentang seks bebas dan juga berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan tidak sehat serta cara menghindarinya. Setelah mempelajari Bab ini kalian diharapkan dapat mengenal bahaya seksbebas, dapat menghindari seks bebas, dan mampu mengidentifikasi berbagai macam, penyebab, gejala, dan pencegahan penyakit menular yang bersumber dari lingkungan tidak sehat.

A. Bahaya Seks Bebas

Era globalisasi yang berkembang saat ini telah banyak membawa dampak yang positif serta negatif bagi kehidupan masyarakat. Dampak positif akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Adapun dampak negatif akan menimbulkan berbagai masalah kehidupan. Salah satu dampak negatif globalisasi adalah masuknya unsur-unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Salah satunya adalah pola pergaulan bebas yang banyak dianut oleh masyarakat zaman sekarang yang pada akhirnya akan mendorong individu padaperilaku   menyimpang seperti budaya seks bebas (free seks).

1. Pengertian Seks Bebas

Seks bebas (free seks) dapat diartikan sebagai aktivitas atau hubungan seksualyang dilakukan oleh pasangan (dua individu) tanpa ada ikatan perkawinan yangsah. Secara umum hubungan seksual hanya dibenarkan apabila dilakukan olehpasangan yang sudah menikah secara sah. Seks bebas (free seks) termasuk dalam hubungan seksual di luar nikah. Oleh karena itu seks bebas tidak dapat dibenarkan, baik oleh norma-norma sosial, norma moral, maupun oleh norma agama

Pada masyarakat Indonesia hubungan seksual di luar nikah dianggap   sebagai pelanggaran terhadap norma. Dalam agama Islam disebut zina dan harus mendapatkan hukuman berat baik di dunia maupun di akhirat nanti. Begitu pula dalam hukum adat di berbagai daerah, hubungan seksual di luar nikah dan perilaku seks bebas dianggap pelanggaran berat yang perlu dihukum. Pelakunya dianggap telah menodai nama baik keluarga dan seluruh masyarakat di lingkungan itu.

2. Bahaya Seks Bebas

Naluri seksual yang dimiliki setiap manusia merupakan anugerah dari Tuhan. Namun demikian, naluri seksual yang tidak terkendali dan dilakukan tanpa aturan akan mendatangkan suatu masalah. Budaya seks bebas (free seks) ataupunhubungan seks di luar pernikahan menunjukkan suatu perilaku yang tidak ber-tanggung jawab yang dapat mendatangkan bahaya dan mengandung risiko.Berikut ini beberapa risiko dari perilaku seks bebas (free seks).

        a. Penularan Penyakit Kelamin dan HIV/AIDS

Budaya free seks (perilaku seks bebas) dengan berganti-ganti pasangan sangatberisiko terkena penyakit menular seksual (PMS) atau penyakit kelamin, misalnya sifilis dan kencing nanah (gonorhoe). Kuman penyebab infeksi ini ada pada sperma, cairan vagina, dan darah seseorang yang sudah terinfeksi. Penularan terjadi bila berhubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi. Demikian juga virus HIV dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh,seperti darah dan cairan dari alat kelamin. Penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS mudah menular lewat hubungan seksual. Dengan demikian pelaku seks bebas rentan terkena penyakit tersebut.

        b. Memicu Maraknya Tindakan Aborsi dan Pembunuhan Bayi

Perilaku seks bebas seringkali menimbulkan kehamilan yang tidak diharapkan.Karena kehamilan yang terjadi tidak diharapkan, maka biasanya pasangan tersebutakan menggugurkan bayi yang masih dalam kandungan atau sering dikenal dengan aborsi. Selain itu, terjadi pula ancaman yang serius terhadap bayi-bayi yang dilahir-kan sehingga berdampak pada pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan bayi-bayi yang lahir dari hubungan yang bebas tersebut. Hal tersebut dilakukan karena mereka belum siap menjadi orang tua ataupun untuk menutupi aib yang ditanggungnya.

        c. Timbul Rasa Ketagihan

Perilaku seks pranikah dan seks bebas pada umumnya menimbulkan rasa ketagihan. Oleh karena itu orang-orang yang pernah sekali mencoba seks pranikah maka dipastikan akan melakukan atau mengulangi lagi perbuatan tersebut di lain waktu.

        d. Infeksi Saluran Reproduksi

Bagi para perempuan pelaku seks pranikah dan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan cenderung mudah terkena penyakit kanker mulut rahim.

        e. Menimbulkan Dampak Psikis 

Secara psikologis seks pranikah dan seks bebas memberikan dampak psikisbagi para pelakunya. Dampak psikis yang dialami mereka yang terjerumus dalam perilaku seks bebas antara lain adalah hilangnya harga diri, dihantui perasaan malu, bersalah, dan tidak berharga. Selain itu lemahnya ikatan kedua belah pihak (pasangan) seringkali menyebabkan kegagalan setelah menikah, penghinaan dari masyarakatserta ketidakjelasan garis keturunan.

3. Menghindari Seks Bebas

Aktivitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri yang pemenuhan-nya sangat dipengaruhi respon dari luar tubuh manusia dan alam berpikirnya.Berkaitan dengan hal tersebut sejak dulu manusia telah membuat seperangkat tata nilai dan norma, baik norma agama, adat istiadat maupun hukum tertulis yang mengatur perilaku hubungan seksual agar fungsi reproduksi manusia dapat berlangsung tanpa mengganggu ketertiban sosial. Pada setiap masyarakat, keabsahan hubungan seksual hanya dibenarkan oleh adanya perkawinan. Oleh karena itubudaya seks bebas dan seks pranikah harus dihindari. Mengapa seks bebas/seks pra-nikah harus dihindari? Seks bebas merupakan perilaku yang tidak ber-tanggung jawab yang banyak mem-bawa dampak negatif yang sangat merugikan dan membahayakan bagi pelakunya dan juga masyarakat lain. Lalu bagaimanakah cara menghindari perilaku seks bebas/sekspranikah? Dewasa ini perilaku seks bebas sudah menjadi masalah social yang serius yang banyak dilakukan oleh masyarakat terutama di kota metropolitan terlebih para remaja. Oleh karena itu peran serta keluarga dan masyarakat dalam mengatasi masalah perilaku seks bebas sangat diperlukan. Berikut ini beberapa upaya untuk meng-hindari seks bebas.

        a. Mempertebal Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Pemahaman agama yang baik yang ditanamkan orang tua kepada anak diharapkan memberikan pemahaman tentang konsep hidup yang benar sehingga anak akan memahami jati dirinya, menyadari tugas dan tanggung jawabnya, memahami batas-batas nilai, mengerti hubungan dirinya dengan lingkungannyaserta memiliki komitmen dengan tanggung jawab bersama dalam masyarakat.

        b. Membatasi Pergaulan antara Pria dan Wanita agar Tidak Terlalu Bebas

        Dalam hal ini peran orang tua agar senantiasa melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya sangat diperlukan. Dengan demikian perhatian dari orang tua sangat penting untuk menghindarkan anak-anak agar tidak terjerumus pada pergaulan yang salah dan perbuatan seks bebas.

        c. Menghindari Hal-hal yang Berbau Porno

            Hal-hal yang berbau porno seperti bacaan dan film-film porno sedapat mungkin harus ditinggalkan dan harus dihindari sehingga seseorang dapat terhindar dan tidak terjebak untuk melakukan kegiatan seks yang di-haramkan.

        d. Menyibukkan Diri denganAktivitas yang Positif

          Memberikan suatu perhatian terhadap kemampuan anak dan menyibukkan mereka dengan ber-macam-macam aktivitas/kegiatan positif dan bermanfaat, misalnya olahraga dapat menghindarkan anak dari perilaku seks bebas.

        e. Memberi Pemahaman tentang Pendidikan Seks dan Pertumbuhan Organ Reproduksi

          Pendidikan seks dan pemahaman bagi remaja berkaitan dengan organ reproduksinya perlu ditanamkan sesuai dengan kadar kemampuan logika berpikir dan umur mereka. Dengan demikian remaja tidak akan cemas Ketika menghadapi peristiwa-peristiwa yang mengiringi masa pubertas.

            f .     Membangun Kepercayaan antara Orang Tua dengan Anak

          Dengan adanya saling kepercayaan antara orang tua dan anak diharap-kan anak dapat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan dan perbuatan-nya. Demikian juga sebaliknya orang tua akan berusaha menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Secara umum perilaku seks bebas atau seks pranikah sangat bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu perilaku seks bebas akan membawa dampak negatif yang sangat merugikan. Berkaitan dengan hal tersebut masyarakat kita terutama para generasi muda harus menolak budayaseks bebas.

B. Berbagai Penyakit yang Bersumber dari Lingkungan Tidak Sehat

    Kehidupan manusia di permukaan bumi ini senantiasa tidak bisa lepas dari lingkungannya. Oleh karena itu manusia berkewajiban untuk memerhatikan dan menjaga lingkungannya dengan baik agar lingkungan juga memberi kontribusi positif bagi penghuninya. Lalu bagaimana cara menjaga dan memerhatikan lingkungan kita? Salah satunya adalah dengan cara tetap menjaga kebersihan lingkungan, terutama lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekitar kita. Berikut ini akan dibahas arti penting kebersihan lingkungan dan kebersihan diri.

1. Kebersihan Lingkungan 

Lingkungan tempat tinggal kita perlu dijaga kebersihannya. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan lingkungan yang bersih dan sehat akan memberi kenyamanan bagi penghuninya. Demikian sebaliknya lingkungan yang kotor akan menimbulkan dampak negatif yang akan merugikan dan membahayakan kehidupan bagi penghuninya. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dari lingkungan yang kotor dan tidak sehat adalah akan mendatangkan berbagai bibit penyakit. Dewasa ini banyak sekali beragam penyakit menular yang berawal dari lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan yang kotor dan tidak sehat biasanya merupakan habitat berbagai jenis binatang seperti nyamuk, lalat, tikus yang mudah menyebarkan kuman penyakit. Bahkan tidak jarang juga binatang peliharaan seringkali dapat membawa bibit penyakit yang pada akhirnya akan menularkannya pada manusia. Sebagai contoh yang akhir-akhir ini sedang marak adalah penyakit rabies yang dibawa oleh anjing, flu burung yang disebabkan oleh virus yang menyerang unggas, dan flu babi yang pada akhirnya juga dapat menular pada manusia. 

Berikut ini akan dibahas berbagai penyakit menular yang bersumber darilingkungan yang tidak sehat.

    a. Cara Penularan Berbagai Penyakit Menular

    Lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit menular. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat berpindah dari seseorang kepada orang lain. Penyakit menular dapat disebabkan oleh bibit penyakit yang berupa basil (kuman), virus, dan bakteri. Bibit-bibit penyakit ini akan tumbuh dengan subur pada lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Bibit penyakit yang datangnya dari lingkungan yang tidak sehat ini akan masuk ke dalam tubuh kita melalui beberapa cara berikut ini.

    1) Melalui jalan pernapasan 

    Bibit penyakit dapat masuk ke tubuh manusia melalui jalan pernapasan, dengan perantara udara yang dihirup. Adapun jenis penyakit yang dapat ditularkan adalah TBC, influenza, dan batuk.

    2) Melalui alat pencernaan

    Bibit penyakit masuk ke tubuh manusia melalui alat pencernaan, dengan perantara makanan dan minuman yang dikonsumsi. Jenis penyakit yang dapat ditimbulkan adalah tipes, kolera, dan disentri.

    3) Melalui permukaan kulit

    Bibit penyakit dapat masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit dengan cara langsung ketika terjadi sentuhan atau kontak badan antara penderita dengan orang lain. Selain itu dapat juga dengan perantara benda yang telah mengandung bibit penyakit seperti pakaian, handuk, atau saputangan. Jenis penyakit yang dapat menular melalui cara ini adalah lepra, kudis, dan beberapa penyakit kulit yang lain.

    4) Melalui serangga 

    Cara penularan penyakit juga dapat terjadi melalui perantara serangga, misalnya lalat, nyamuk, dan kecoa. Jenis penyakit yang dapat ditimbulkan adalah malaria, demam berdarah, pes, dan berbagai penyakit pada saluran pencernaan makanan. Lingkungan yang tidak sehat akan menyebabkan serangga seperti lalat, nyamuk, dan kecoa bersarang dan berkembang biak dengan bebas sehingga menjadi perantara penularan penyakit. Oleh karena itu kita harus sedini mungkin selalu menjaga kebersihan lingkungan kita agar tercipta lingkungan yang sehat dan bebas dari bibit penyakit.

2. Kebersihan Diri

    Dalam menerapkan budaya hidup sehat, selain kebersihan lingkungan, kebersihan diri juga perlu diperhatikan. Kebersihan diri meliputi kebersihan badan dan juga pakaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dalam hal kebersihan badan terutama adalah kebersihan kulit, rambut, dan gigi. Kebersihan kulit dapat dijaga dengan cara senantiasa mandi setelah beraktivitas atau paling tidak dengan cara mandi minimal dua kali sehari dengan memakai sabun mandi dan menggunakan air yang bersih. Hal ini bertujuan agar kulit kita senantiasa bersih dari kuman dan tetap dalam keadaan segar. Hal yang tidak kalah penting yang harus diperhatikan adalah kebersihan rambut, kuku, dan gigi. Rambut supaya bersih harus dikeramas dengan menggunakan sampo sehingga kesehatan rambut tetap terjaga. Kuku meruapakan bagian dari tangan yang sering digunakan untuk memegang benda-benda harus dipotong secara rutin. Adapun untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah dengan cara rajin menggosok gigi dengan menggunakan sikat gigi yang baik dan pasta gigi yang sesuai dengan karakter gigi masing-masing. Selain kebersihan badan, pakaian yang kita kenakan juga harus senantiasa rapi dan bersih. Pakaian yang biasa digunakan sehari-hari harus dicuci dengan sabun dan selalu diseterika sehingga terbebas dari kuman. Dalam hal berpakaian sebaiknya menghindari memakai pakaian dan handuk yang sudah pernah dipakai orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari diri dari penyakit menular yang sekiranya dapat ditularkan melalui pakaian. Mengapa kita perlu menjaga kebersihan diri? Karena dengan selalu menjaga kebersihan diri dapat menghindarkan dari berbagai penyakit.

Informasi & Tips

Pilihlah lingkungan pergaulan yang sehat dan jauhilah lingkungan pergaulan yang membawa pengaruh buruk

Jangan pernah mencoba minuman keras dan obat-obatan terlarang.

Hindari membaca bacaan dan menonton film yang bersifat pornografi.

Selalu menaati peraturan, norma-norma agama dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Senantiasa membiasakan diri untuk selalu menjaga kebersihan diri danlingkungan sejak usia dini.

Hindari mengonsumsi makanan yang dijajakan secara sembarangan dan kurang memerhatikan kebersihan.

Menghindari kontak langsung dengan orang-orang yang menderita penyakit menular

Rangkuman

Seks bebas (free seks) adalah aktivitas atau hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan tanpa ada ikatan perkawinan yang sah

Bahaya seks bebas antara lain penularan penyakit kelamin dan HIV/AIDS,memicu maraknya tindakan aborsi dan pembunuhan bayi, menyebabkan rasa ketagihan, infeksi saluran reproduksi dan menimbulkan dampak psikis.


Pencak Silat

Pencak Silat

Pencak silat sudah dikenal di Indonesia sejak abad ke-7 dan merupakan hasil budaya bangsa Indonesia sendiri (rumpun Melayu). Pada tanggal 18 Mei 1948 dibentuk IPSSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) di Surakarta, kemudian pada tahun 1950 diubah menjadi IPSI (Ikatan Pencak Silat In- donesia). Secara resmi, pencak silat mulai dipertandingkan pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta.

Saat ini pencak silat tidak hanya berkembang di Indonesia, tetapi sudah menyebar ke seluruh dunia. Bahkan pada tanggal 11 Maret 1980 dibentuk PERSLAT (Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa).

Pencak silat merupakan salah satu cabang bela diri yang mengedepankan nilai seninya maka dalam penyebutan sehari-hari sering digunakan istilah seni bela diri pencak silat.

Manusia selain diberi jasmani yang sempurna juga mempunyai akal budi dan daya pikir untuk mempertahankan diri. Oleh karena itu, terciptalah cara atau sistem bela diri khas Indonesia yang disebut silat.

1.      Prinsip-prinsip Bela Diri Pencak Silat

a.           Prinsip-prinsip bela diri pencak silat

Prinsip-prinsip bela diri pencak silat adalah:

1.     Seorang pesilat tidak berbuat hal-hal yang dapat mencelakai diri sendiri.

2.     Tidak memancing kericuhan.

3.     Pembelaan diri merupakan prinsip utama dalam pencak silat.

4.     Tidak mencari musuh.

b.           Sifat-sifat seorang pesilat

Sifat yang harus ditanamkan dalam diri pesilat adalah:

1.    Harus mempergunakan kepandaiannya untuk menolong orang.

2.  Tidak boleh menonjolkan diri atau sombong, terlebih-lebih sewenang-wenang.

3.    Tidak boleh mencari musuh atau mempunyai musuh.

4. Tidak boleh menyerang terlebih dahulu, bahkan harus menghindari bentrokan atau perselisihan dari kemungkinan adanya kesalahpahaman.

c.           Sikap seorang pesilat menghadapi perselisihan

Sikap yang harus dilakukan oleh seorang pesilat dalam menghadapi perselisihan adalah:

1.    Pantang surut atau menyerah.

2.    Tetap berusaha mengelak.

3.    Jika terpaksa baru menangkis.

4. Jika tidak sempat menangkis, harus membuang kekuatan lawan dengan mengikuti arah geraknya, sehingga jika kena tidak terasa sakit.

5.   Tidak boleh adu tenaga, baik jasmaniah maupun tenaga rohaniah dengan kasar.

2.      Fungsi Pencak Silat

a.     Fungsi pencak silat untuk seni

Pencak silat ditinjau dari sudut seni harus mempunyai keselarasan dan keseimbangan antara wirama, wirasa, dan wiraga, atau keserasian irama, penyajian teknik, dan penghayatan. Pada seni pencak silat penekanan dan dominasi dapat diletakkan pada:

1.    gerak bela diri yang diperhalus dan diperindah;

2.    gerak tari yang mengambil motif-motif bela diri pencak silat;

3.    gerak tari yang diwarnai gerak pencak silat sekadarnya sebagai situasi saja; dan

4.    gerak perpaduan yang seimbang dan selaras antara tari dan bela diri.

b.          Fungsi pencak silat untuk bela diri

Fungsi pencak silat untuk bela diri sesuai dengan ciri-ciri umum pencak silat Indonesia, antara lain:

1.    Pencak silat mempergunakan seluruh bagian anggota tubuh dari ujung jari tangan, kaki sampai kepala.

2.    Pencak silat dapat dilakukan dengan tangan kosong dan dengan senjata.

3.    Pencak silat tidak memerlukan senjata tertentu. Benda apapun dapat dijadikan senjata (sapu tangan, tas, payung, ikat pinggang, dan sebagainya).

c.           Fungsi pencak silat untuk pendidikan

Hasil akhir dari pengajaran olahraga pencak silat adalah kemampuan, keterampilan, dan kemantapan dalam mempertahankan dan membela diri terhadap ancaman bahaya dari dalam maupun luar, serta untuk menjamin keselarasan dengan alam sekitarnya.

Untuk dapat menguasai dengan baik pencak silat, kalian harus menguasai dulu teknik- teknik dasarnya. Dengan demikian, kalian dapat melakukan berbagai variasi dan kombinasi dalam melakukan serangan maupun pembelaan diri. Teknik dasar pencak silat, antara lain:

1.         Pukulan

Dalam olahraga pencak silat, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pukulan adalah berbagai macam teknik serangan yang dilakukan dengan mempergunakan tangan kosong sebagai komponennya.

Pada prinsipnya segala teknik pukulan yang terdapat dalam pencak silat (dalam bentuk apapun) boleh dipergunakan untuk menyerang bagian-bagian tubuh lawan yang disahkan untuk diserang dalam upaya memperoleh angka.

Dari sekian banyak teknik pukulan yang terdapat dalam pencak silat, ternyata dalam pelaksanaannya tidak semuanya dapat digunakan, dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas serta keselamatan pesilat. Dalam pertandingan olahraga pencak silat, teknik pukulan yang sering dipergunakan adalah pukulan depan, pukulan sangkal/bandul, pukulan samping, dan pukulan melingkar.

a.          Pukulan depan

Pukulan depan adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan lurus ke depan. Untuk mencapai hasil yang optimal dapat dilakukan dengan dibantu oleh pergerakan bahu dan putaran pinggang yang mendukung untuk pemindahan berat badan ke bagian depan tangan yang menyerang.

Pukulan depan dapat dilakukan dalam dua sikap tubuh yang berbeda, yaitu pukulan depan dengan posisi tangan yang digunakan untuk menyerang sejajar dengan posisi kaki yang berada di depan (jab), dan pukulan depan dengan posisi tangan yang tidak sejajar dengan kaki depan.

b.          Pukulan sangkal/bandul

Pukulan sangkal/bandul yaitu pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan ditekuk (± 90°). Lintasan pukulan adalah tangan diayun dari bawah ke atas. Pukulan ini dapat dilaksanakan dengan posisi kaki yang bervariasi, baik dengan posisi kaki depan sejajar dengan tangan yang dipergunakan untuk menyerang maupun tidak

        

c.           Pukulan lingkar

Pukulan lingkar adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan pukulan dari arah samping luar tubuh pesilat menuju ke arah dalam tubuh pesilat. Untuk tercapainya hasil optimal dari pukulan lingkar ini, harus didukung dengan pergerakan bahu dan pinggang yang searah dengan arah pukulan. Hal ini akan menambah bobot pukulan dengan adanya dorongan berat badan pesilat ke tangannya.

d.          Pukulan samping

Perkenaan dari teknik pukulan samping ini adalah punggung tangan. Adapun lintasannya dari samping dalam tubuh pesilat ke arah luar tubuh pesilat.

2.              Tendangan

Tendangan merupakan teknik dan taktik serangan yang dipergunakan untuk jarak jangkau jauh dan sedang dengan mempergunakan tungkai sebagai komponen penyerangan. Dalam olahraga pencak silat, teknik tendangan yang masuk ke sasaran mendapat nilai 2.

Teknik-teknik tendangan yang terdapat dalam pencak silat pada prinsipnya dapat dipergunakan untuk menyerang dalam pertandingan olahraga pencak silat. Namun, sebagaimana halnya dengan pukulan, tidak semua teknik dalam pencak silat olahraga digunakan, berdasarkan efisiensi pelaksanaan teknik tendangan dan efektivitas untuk memperoleh angka serta keselamatan pesilat yang melakukan tendangan tersebut. Teknik tendangan yang digunakan pada pertandingan pencak silat olahraga antara lain tendangan lurus, sabit, ”T”, belakang, jejag, dan gajul

a.     Tendangan lurus

Tendangan depan atau lurus adalah tendangan yang dilakukan dengan lintasan lurus ke depan. Perkenaannya pada pangkal jari-jari kaki. Variasi dalam pelaksanaan teknik ini antara lain dengan lompatan.

b.    Tendangan sabit

Tendangan sabit adalah tendangan yang dilakukan dengan lintasan dari samping melengkung seperti sabit/arit. Perkenaannya pada punggung kaki. Tendangan ini dapat dilaksanakan dalam posisi kaki berada di depan maupun di belakang dan dapat pula divariasikan dengan lompatan

c.     Tendangan ”T”

Tendangan ”T” adalah tendangan yang dilakukan dengan posisi tubuh menyamping dan lintasan tendangan lurus ke samping. Perkenaannya adalah sisi bagian tajam telapak kaki, telapak kaki, dan tumit. Banyak variasi dalam pelaksanaan tendangan ”T” ini, antara lain ”T” jepret, ”T” gantung, dan ”T” lompat.

 d.     Tendangan jejag

Tendangan jejag adalah tendangan yang dilaksanakan dengan posisi tubuh tegak dan lintasan lurus ke depan, perkenaannya adalah tumit. Selintas tendangan ini mirip dengan tendangan depan, namun terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya. Jika tendangan depan dilakukan dengan melecutkan tungkai ke depan (seperti gerakan menusuk), sedangkan tendangan jejag dilakukan dengan terlebih dahulu mengangkat lutut setinggi mungkin kemudian mendorong tungkai ke depan sasaran

e.      Tendangan belakang

Tendangan belakang adalah tendangan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memutar tubuh dan sikap tubuh membelakangi lawan, dengan perkenaan pada telapak kaki atau tumit

f.     Tendangan gajul

Tendangan gajul perkenaannya pada tumit, sedangkan lintasannya adalah dari arah atas ke bawah.

3.     Tangkapan

Tangkapan merupakan teknik dan taktik serangan pada jarak jangkau dekat dan sedang yang dilaksanakan dengan menangkap salah satu komponen tubuh lawan untuk dilanjutkan dengan bantingan, jatuhan, dan kuncian. Dari segi teknik, tangkapan dapat dilaksanakan dari luar dan dari dalam, yang masing-masing disebut tangkapan luar dan tangkapan dalam.

Tangkapan luar adalah teknik tangkapan yang dilaksanakan dari arah luar tubuh pesilat yang melakukan teknik tangkapan, sedangkan tangkapan dalam adalah teknik tangkapan yang dilaksanakan dari arah dalam tubuh pesilat yang melakukan teknik tangkapan.

4.    Jatuhan

Jatuhan adalah teknik dan taktik serangan pada jarak jangkau jauh dan sedang yang dilaksanakan dengan menggunakan tungkai atau kaki untuk menjatuhkan lawan. Teknik jatuhan ini dalam pencak silat lazim disebut dengan teknik sapuan. Teknik ini dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

a.      Sapuan tegak, yaitu menjatuhkan lawan yang dilaksanakan dengan menggunakan tungkai yang disapukan dalam posisi tegak ke kaki lawan.

b.     Sapuan rebah, yaitu teknik menjatuhkan lawan yang dilaksanakan dengan menggunakan tungkai yang disapukan dalam posisi rebah ke kaki lawan.

c.    Besetan, yaitu teknik menjatuhkan lawan yang dilaksanakan dengan menggunakan kaki atau tungkai yang dikaitkan ke kaki lawan.

d.     Guntingan, yaitu teknik menjatuhkan lawan yang dilaksanakan dengan menjepitkan kedua tungkai pada bagian tubuh yang disahkan untuk diserang.

e.   Sabetan, yaitu serangan menjatuhkan lawan dengan perkenaan tulang kering ke sasaran betis dengan lintasan dari luar ke dalam.

5.     Bantingan

Pengertian bantingan adalah teknik dan taktik serangan pada jarak jangkau dekat yang dilakukan dengan terlebih dahulu menangkap salah satu komponen tubuh lawan untuk selanjutnya melalui proses mendorong atau menarik, lalu dihempaskan.

Dilihat dari titik tumpu penyangganya, bantingan dapat dilaksanakan dengan sekurang-kurangnya empat macam teknik, yakni bantingan tungkai, bantingan pinggul, bantingan punggung, dan bantingan kaki.

Kalian telah mengetahui secara garis besar teknik-teknik dasar pencak silat. Dalam pertandingan pencak silat tentu ada aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pesilat.

Kategori pertandingan pencak silat menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan, yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang pada sasaran yang diperbolehkan dan menjatuhkan lawan, menggunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina, dan semangat juang, serta menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan teknik/ jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak.

Berikut ini aturan-aturan dalam pertandingan olahraga pencak silat.

1.      Ketentuan Bertanding Kategori Tanding

a.        Perlengkapan bertanding

Perlengkapan-perlengkapan yang dipakai oleh pesilat ketika bertanding, yaitu:

1.         Pakaian; pesilat bertanding memakai pakaian pencak silat model standar warna hitam sabuk putih. Pada waktu bertanding sabuk putih dilepaskan. Badge badan induk di dada sebelah kiri dan nama negara di bagian punggung. Pakaian disediakan oleh pesilat. Pesilat tidak boleh mengenakan/memakai aksesori apa pun selain pakaian silat.

2.    Perlindungan badan dengan ketentuan sebagai berikut:

-      Kualitas standar pesilat.

-      Warna hitam.

-      Ukuran empat macam: ekstra besar, besar, sedang, dan kecil.

-      Sabuk/bengkung merah dan biru untuk pesilat sebagai tanda pengenal sudut.

-      Satu gelanggang memerlukan setidaknya lima buah pelindung dari setiap ukuran.

-      Disediakan oleh komite pelaksana.

3.   Pesilat putra menggunakan pelindung kemaluan dari plastik yang disediakan oleh komite pelaksana, sedangkan pesilat wanita menggunakan pembalut.

4.    Pelindung sendi atau pelapis ukuran tipis tanpa bagian yang tebal bertujuan untuk melindungi cedera sesuai dengan fungsinya (lutut, pergelangan tangan/ kaki, siku), kecuali atas arahan dokter. Disediakan oleh pesilat.

b.       Tahapan pertandingan

Pertandingan menggunakan tahapan babak pertandingan, mulai dari penyisihan, seperempat final, semifinal, dan final, tergantung pada jumlah peserta pertandingan, dan berlaku untuk semua kelas.

c.      Babak pertandingan dan waktu

Babak dan waktu dalam pertandingan pencak silat adalah:

1.         Pertandingan dilangsungkan dalam tiga babak.

2.         Tiap babak terdiri atas dua menit bersih.

3.         Di antara babak diberikan waktu istirahat satu menit.

4.         Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding.

5.    Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding.

d.      Pendamping pesilat

Pesilat-pesilat yang akan bertanding harus memiliki pendamping-pendamping pesilat, yaitu:

1.    Setiap pesilat, khusus untuk kategori tanding, didampingi oleh pendamping pesilat sebanyak-banyaknya dua orang yang memahami dengan baik seluruh ketentuan dan peraturan pertandingan pencak silat.

2.     Pakaian pendamping pesilat adalah pakaian pencak silat model standar warna hitam dan mengenakan sabuk/bengkung warna oranye lebar 10 cm dengan badge badan nasional di dada sebelah kiri dan nama daerah/negara di bagian punggung.

3.    Pendamping pesilat bertugas memberikan nasihat serta membantu keperluan pesilat pada saat sebelum bertanding dan dalam waktu istirahat di antara babak. 4 Pendamping pesilat tidak diperkenankan:

Memberikan isyarat/aba-aba dengan suara kepada pesilatnya yang sedang bertanding di gelanggang.

-      Duduk/berdiri dengan sikap yang tidak sopan.

-   Melakukan tindakan atau gerakan yang berlebihan dalam mengembalikan kesegaran pesilat pada waktu istirahat.

2.      Tata Cara dan Peraturan Pertandingan

a.       Tata cara pertandingan

Tata cara pertandingan pencak silat meliputi.

1.    Pesilat boleh bertanding setelah wasit memberi isyarat, kedua pesilat memberi hormat kepada wasit dan ketua pertandingan, kemudian kedua pesilat kembali ke sudut.

2.        Wasit memanggil kedua pesilat, lalu kedua pesilat berjabat tangan.

3.        Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dan memberi aba-aba tanda dimulai.

4.        Waktu istirahat antarbabak, pesilat harus kembali ke sudut masing-masing.

b.       Aturan bertanding

Aturan bertanding dalam pertandingan pencak silat adalah:

1.    Pesilat saling berhadapan dengan unsur pembelaan dan serangan sesuai dengan teknik dasar dan mematuhi larangan serta menurut kaidah-kaidah, yaitu sikap pasang kuda-kuda, langkah mengukur jarak terhadap lawan, dan koordinasi serangan/ pembelaan serta kembali ke sikap pasang kuda-kuda.

2.        Pembelaan dan sikap serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal/pasang kuda-kuda, dan langkah.

3.     Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara ke arah sasaran sebanyak-banyaknya empat jurus serangan.

4.     Perlengkapan, memakai pakaian silat, pelindung badan (body protector).

c.    Pencak silat dimulai dengan gerakan berdoa, sikap siap, salam hormat, sikap jabat tangan, sikap duduk dalam pertandingan silat

1.    Gerakan berdoa

-    Berdiri dengan kedua tangan di samping, lalu tundukkan kepala atau

-    Berdiri dengan kedua tangan diangkat ke atas sambil menundukkan kepala.

2.    Sikap siap

-    Badan tegap, kedua tangan dan kaki berdiri tegap.

-    Kepala ditegakkan pandangan ke depan.

3.    Salam hormat

-    Sikap berdiri tegak.

-    Angkat kedua lengan, kemudian telapak tangan dipertemukan didepan dada.

-    Tundukkan kepala.

4.    Sikap jabat tangan

-    Tangan kanan menjulurkan ke depan.

-    Tangan kiri dijulurkan ke depan dada.

-    Kaki kiri diserongkan ke kiri depan.

-    Kepala ditundukkan.

5.    Sikap duduk sila

-    Sikap duduk.

-    Kedua kaki ditekuk dan silang.

-    Kedua tangan di atas lutut.

-    Pandangan ke depan.

6.         Sikap duduk timpuh/simpuh

-       Tekuk kedua kaki/punggung telapak kaki menempel pada lantai.

-       Duduk di atas kaki.

-       Kedua tangan di atas paha.

-       Pandangan ke depan.


Rangkuman
    Pencak silat adalah hasil budaya bangsa Indonesia karena dikenal sejak abad ke-7 m. Pencak silat berfungsi sebagai seni, bela diri, dan pendidikan. IPSI adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia. Teknik dasar pencak silat meliputi pukulan, tendangan, tangkapan, dan jatuhan/bantingan.