Pencak Silat
Pencak silat sudah dikenal di Indonesia sejak abad ke-7 dan merupakan hasil budaya bangsa Indonesia sendiri (rumpun Melayu). Pada tanggal 18 Mei 1948 dibentuk IPSSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) di Surakarta, kemudian pada tahun 1950 diubah menjadi IPSI (Ikatan Pencak Silat In- donesia). Secara resmi, pencak silat mulai dipertandingkan pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta.Saat ini pencak silat tidak hanya berkembang di
Indonesia, tetapi sudah menyebar ke seluruh dunia. Bahkan pada tanggal 11 Maret 1980 dibentuk PERSLAT (Persekutuan
Pencak Silat Antarbangsa).
Pencak silat merupakan salah satu cabang bela
diri yang mengedepankan nilai seninya maka dalam penyebutan sehari-hari sering digunakan
istilah seni bela diri pencak silat.
Manusia selain diberi jasmani yang sempurna
juga mempunyai akal budi dan daya pikir untuk mempertahankan diri. Oleh karena itu,
terciptalah cara atau sistem bela diri khas Indonesia yang disebut silat.
1.
Prinsip-prinsip
Bela Diri Pencak Silat
a.
Prinsip-prinsip
bela diri pencak silat
Prinsip-prinsip bela diri pencak silat
adalah:
1. Seorang
pesilat tidak berbuat hal-hal yang dapat mencelakai diri sendiri.
2. Tidak
memancing kericuhan.
3. Pembelaan diri
merupakan prinsip utama dalam pencak silat.
4. Tidak mencari
musuh.
b.
Sifat-sifat
seorang pesilat
Sifat yang harus ditanamkan dalam diri pesilat adalah:
1. Harus
mempergunakan kepandaiannya untuk menolong orang.
2. Tidak boleh menonjolkan
diri atau sombong, terlebih-lebih sewenang-wenang.
3. Tidak boleh
mencari musuh atau mempunyai musuh.
4. Tidak boleh menyerang
terlebih dahulu, bahkan harus menghindari bentrokan atau perselisihan dari
kemungkinan adanya kesalahpahaman.
c.
Sikap
seorang pesilat menghadapi perselisihan
Sikap yang harus dilakukan oleh seorang
pesilat dalam menghadapi perselisihan adalah:
1. Pantang
surut atau menyerah.
2. Tetap berusaha
mengelak.
3. Jika
terpaksa baru menangkis.
4. Jika tidak sempat
menangkis, harus membuang kekuatan lawan dengan mengikuti arah geraknya,
sehingga jika kena tidak terasa sakit.
5. Tidak boleh adu
tenaga, baik jasmaniah maupun tenaga rohaniah dengan kasar.
2. Fungsi Pencak Silat
a. Fungsi pencak
silat untuk seni
Pencak silat ditinjau dari sudut seni harus
mempunyai keselarasan dan keseimbangan antara wirama, wirasa, dan wiraga, atau keserasian
irama, penyajian teknik, dan penghayatan. Pada seni pencak silat penekanan dan
dominasi dapat diletakkan pada:
1.
gerak bela diri yang diperhalus dan diperindah;
2.
gerak tari yang mengambil motif-motif bela
diri pencak silat;
3.
gerak tari yang diwarnai gerak pencak silat
sekadarnya sebagai situasi saja; dan
4.
gerak perpaduan yang seimbang dan selaras
antara tari dan bela diri.
b. Fungsi pencak
silat untuk bela diri
Fungsi pencak silat untuk bela diri sesuai dengan
ciri-ciri umum pencak silat Indonesia, antara lain:
1. Pencak silat
mempergunakan seluruh bagian anggota tubuh dari ujung jari tangan, kaki sampai kepala.
2. Pencak silat
dapat dilakukan dengan tangan kosong dan dengan senjata.
3. Pencak silat
tidak memerlukan senjata tertentu. Benda apapun dapat dijadikan senjata (sapu
tangan, tas, payung, ikat pinggang, dan sebagainya).
c.
Fungsi pencak
silat untuk pendidikan
Hasil akhir dari pengajaran olahraga pencak
silat adalah kemampuan, keterampilan, dan kemantapan dalam mempertahankan dan membela
diri terhadap ancaman bahaya dari dalam maupun luar, serta untuk menjamin keselarasan
dengan alam sekitarnya.
Untuk dapat menguasai dengan baik pencak silat,
kalian harus menguasai dulu teknik- teknik dasarnya. Dengan demikian, kalian dapat
melakukan berbagai variasi dan kombinasi dalam melakukan serangan maupun pembelaan
diri. Teknik dasar pencak silat, antara lain:
1.
Pukulan
Dalam olahraga pencak silat, disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan pukulan adalah berbagai macam teknik serangan yang dilakukan
dengan mempergunakan tangan kosong sebagai komponennya.
Pada prinsipnya segala teknik pukulan yang
terdapat dalam pencak silat (dalam bentuk apapun) boleh dipergunakan untuk menyerang
bagian-bagian tubuh lawan yang disahkan untuk diserang dalam upaya memperoleh angka.
Dari sekian banyak teknik pukulan yang terdapat
dalam pencak silat, ternyata dalam pelaksanaannya tidak semuanya dapat digunakan,
dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas serta keselamatan pesilat. Dalam pertandingan
olahraga pencak silat, teknik pukulan yang sering dipergunakan adalah pukulan depan,
pukulan sangkal/bandul, pukulan samping, dan pukulan melingkar.
a.
Pukulan depan
Pukulan depan adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan lurus ke
depan. Untuk mencapai hasil yang optimal dapat dilakukan dengan dibantu oleh pergerakan
bahu dan putaran pinggang yang mendukung untuk pemindahan berat badan ke bagian
depan tangan yang menyerang.
Pukulan depan dapat dilakukan dalam dua sikap tubuh yang berbeda, yaitu pukulan
depan dengan posisi tangan yang digunakan untuk menyerang sejajar dengan posisi
kaki yang berada di depan (jab), dan pukulan depan dengan
posisi tangan yang tidak sejajar dengan kaki depan.
b.
Pukulan sangkal/bandul
Pukulan sangkal/bandul yaitu pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan
ditekuk (± 90°). Lintasan pukulan adalah tangan diayun dari bawah ke atas.
Pukulan ini dapat dilaksanakan dengan posisi kaki yang bervariasi, baik dengan
posisi kaki depan sejajar dengan tangan yang dipergunakan untuk menyerang
maupun tidak
c.
Pukulan lingkar
Pukulan lingkar adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan pukulan dari
arah samping luar tubuh pesilat menuju ke arah dalam tubuh pesilat. Untuk tercapainya
hasil optimal dari pukulan lingkar ini, harus didukung dengan pergerakan bahu dan
pinggang yang searah dengan arah pukulan. Hal ini akan menambah bobot pukulan dengan
adanya dorongan berat badan pesilat ke tangannya.
d.
Pukulan samping
Perkenaan dari teknik pukulan samping ini adalah punggung tangan. Adapun lintasannya dari samping dalam tubuh pesilat ke arah luar tubuh pesilat.
2.
Tendangan
Tendangan merupakan teknik dan taktik serangan
yang dipergunakan untuk jarak jangkau jauh dan sedang dengan mempergunakan tungkai
sebagai komponen penyerangan. Dalam olahraga pencak silat, teknik tendangan yang
masuk ke sasaran mendapat nilai 2.
Teknik-teknik tendangan yang terdapat dalam
pencak silat pada prinsipnya dapat dipergunakan untuk menyerang dalam
pertandingan olahraga pencak silat. Namun, sebagaimana halnya dengan pukulan, tidak
semua teknik dalam pencak silat olahraga digunakan, berdasarkan efisiensi pelaksanaan
teknik tendangan dan efektivitas untuk memperoleh angka serta keselamatan pesilat
yang melakukan tendangan tersebut. Teknik tendangan yang digunakan pada pertandingan
pencak silat olahraga antara lain tendangan lurus, sabit, ”T”, belakang, jejag,
dan gajul
a. Tendangan lurus
Tendangan depan atau lurus adalah tendangan yang dilakukan dengan lintasan lurus ke depan. Perkenaannya pada pangkal jari-jari kaki. Variasi dalam pelaksanaan teknik ini antara lain dengan lompatan.
b. Tendangan sabit
Tendangan sabit adalah tendangan yang dilakukan
dengan lintasan dari samping melengkung seperti sabit/arit. Perkenaannya pada punggung
kaki. Tendangan ini dapat dilaksanakan dalam posisi kaki berada di depan maupun
di belakang dan dapat pula divariasikan dengan lompatan
c. Tendangan ”T”
Tendangan ”T” adalah tendangan yang dilakukan dengan posisi tubuh menyamping dan lintasan tendangan lurus ke samping. Perkenaannya adalah sisi bagian tajam telapak kaki, telapak kaki, dan tumit. Banyak variasi dalam pelaksanaan tendangan ”T” ini, antara lain ”T” jepret, ”T” gantung, dan ”T” lompat.
Tendangan jejag adalah tendangan yang dilaksanakan
dengan posisi tubuh tegak dan lintasan lurus ke depan, perkenaannya adalah
tumit. Selintas tendangan ini mirip dengan tendangan depan, namun terdapat
perbedaan dalam pelaksanaannya. Jika tendangan depan dilakukan dengan
melecutkan tungkai ke depan (seperti gerakan menusuk), sedangkan tendangan jejag
dilakukan dengan terlebih dahulu mengangkat lutut setinggi mungkin kemudian
mendorong tungkai ke depan sasaran
e. Tendangan belakang
Tendangan belakang adalah tendangan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memutar tubuh dan sikap tubuh membelakangi lawan, dengan perkenaan pada telapak kaki atau tumit
f. Tendangan gajul
Tendangan gajul perkenaannya pada tumit, sedangkan lintasannya adalah dari arah atas ke bawah.
3. Tangkapan
Tangkapan merupakan teknik dan taktik
serangan pada jarak jangkau dekat dan sedang yang dilaksanakan dengan menangkap
salah satu komponen tubuh lawan untuk dilanjutkan dengan bantingan, jatuhan, dan
kuncian. Dari segi teknik, tangkapan dapat dilaksanakan dari luar dan dari dalam,
yang masing-masing disebut tangkapan luar dan tangkapan dalam.
Tangkapan luar adalah teknik tangkapan yang
dilaksanakan dari arah luar tubuh pesilat yang melakukan teknik tangkapan, sedangkan
tangkapan dalam adalah teknik tangkapan yang dilaksanakan dari arah dalam tubuh
pesilat yang melakukan teknik tangkapan.
4. Jatuhan
Jatuhan adalah teknik dan taktik serangan
pada jarak jangkau jauh dan sedang yang dilaksanakan dengan menggunakan tungkai
atau kaki untuk menjatuhkan lawan. Teknik jatuhan ini dalam pencak silat lazim
disebut dengan teknik sapuan. Teknik ini dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a. Sapuan tegak, yaitu menjatuhkan lawan yang dilaksanakan
dengan menggunakan tungkai yang disapukan dalam posisi tegak ke kaki lawan.
b. Sapuan rebah, yaitu teknik menjatuhkan lawan
yang dilaksanakan dengan menggunakan tungkai yang disapukan dalam posisi rebah ke
kaki lawan.
c. Besetan, yaitu teknik menjatuhkan lawan yang
dilaksanakan dengan menggunakan kaki atau tungkai yang dikaitkan ke kaki lawan.
d. Guntingan, yaitu teknik menjatuhkan lawan yang
dilaksanakan dengan menjepitkan kedua tungkai pada bagian tubuh yang disahkan
untuk diserang.
e. Sabetan, yaitu serangan menjatuhkan lawan
dengan perkenaan tulang kering ke sasaran betis dengan lintasan dari luar ke dalam.
5. Bantingan
Pengertian bantingan adalah teknik dan taktik
serangan pada jarak jangkau dekat yang dilakukan dengan terlebih dahulu menangkap
salah satu komponen tubuh lawan untuk selanjutnya melalui proses mendorong atau
menarik, lalu dihempaskan.
Dilihat dari titik tumpu penyangganya,
bantingan dapat dilaksanakan dengan sekurang-kurangnya empat macam teknik, yakni
bantingan tungkai, bantingan pinggul, bantingan punggung, dan bantingan kaki.
Kalian telah mengetahui secara garis besar teknik-teknik
dasar pencak silat. Dalam pertandingan pencak silat tentu ada aturan-aturan yang
harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pesilat.
Kategori pertandingan pencak silat menampilkan
dua orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan
unsur pembelaan dan serangan, yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang pada sasaran
yang diperbolehkan dan menjatuhkan lawan, menggunakan taktik dan teknik bertanding,
ketahanan stamina, dan semangat juang, serta menggunakan kaidah dan pola langkah
yang memanfaatkan teknik/ jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak.
Berikut ini aturan-aturan dalam
pertandingan olahraga pencak silat.
1. Ketentuan Bertanding Kategori Tanding
a. Perlengkapan
bertanding
Perlengkapan-perlengkapan yang dipakai oleh
pesilat ketika bertanding, yaitu:
1.
Pakaian; pesilat bertanding memakai pakaian
pencak silat model standar warna hitam sabuk putih. Pada waktu bertanding sabuk
putih dilepaskan. Badge badan induk di dada sebelah kiri dan nama negara di bagian
punggung. Pakaian disediakan oleh pesilat. Pesilat tidak boleh mengenakan/memakai
aksesori apa pun selain pakaian silat.
2. Perlindungan badan dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Kualitas standar pesilat.
- Warna hitam.
- Ukuran empat macam: ekstra besar, besar, sedang,
dan kecil.
- Sabuk/bengkung merah dan biru untuk
pesilat sebagai tanda pengenal sudut.
- Satu gelanggang memerlukan setidaknya lima
buah pelindung dari setiap ukuran.
- Disediakan oleh komite
pelaksana.
3. Pesilat putra menggunakan pelindung kemaluan
dari plastik yang disediakan oleh komite pelaksana, sedangkan pesilat wanita
menggunakan pembalut.
4. Pelindung sendi atau pelapis ukuran tipis tanpa
bagian yang tebal bertujuan untuk melindungi cedera sesuai dengan fungsinya (lutut,
pergelangan tangan/ kaki, siku), kecuali atas arahan dokter. Disediakan oleh pesilat.
b. Tahapan pertandingan
Pertandingan menggunakan tahapan babak pertandingan,
mulai dari penyisihan, seperempat final, semifinal, dan final, tergantung pada jumlah
peserta pertandingan, dan berlaku untuk semua kelas.
c. Babak
pertandingan dan waktu
Babak dan waktu dalam pertandingan pencak
silat adalah:
1.
Pertandingan dilangsungkan dalam tiga babak.
2.
Tiap babak terdiri atas dua menit bersih.
3.
Di antara babak diberikan waktu istirahat
satu menit.
4.
Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan
tidak termasuk waktu bertanding.
5. Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh
karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding.
d. Pendamping pesilat
Pesilat-pesilat yang akan bertanding harus memiliki
pendamping-pendamping pesilat, yaitu:
1. Setiap pesilat, khusus untuk kategori tanding,
didampingi oleh pendamping pesilat sebanyak-banyaknya dua orang yang memahami dengan
baik seluruh ketentuan dan peraturan pertandingan pencak silat.
2. Pakaian pendamping pesilat adalah pakaian pencak
silat model standar warna hitam dan mengenakan sabuk/bengkung warna oranye lebar
10 cm dengan badge badan nasional di dada sebelah kiri dan nama daerah/negara di
bagian punggung.
3. Pendamping pesilat bertugas memberikan
nasihat serta membantu keperluan pesilat pada saat sebelum bertanding dan dalam
waktu istirahat di antara babak. 4 Pendamping
pesilat tidak diperkenankan:
- Memberikan isyarat/aba-aba
dengan suara kepada pesilatnya yang sedang bertanding di gelanggang.
- Duduk/berdiri
dengan sikap yang tidak sopan.
- Melakukan
tindakan atau gerakan yang berlebihan dalam mengembalikan kesegaran pesilat
pada waktu istirahat.
2. Tata Cara dan Peraturan Pertandingan
a. Tata cara pertandingan
Tata cara pertandingan pencak silat meliputi.
1. Pesilat boleh bertanding setelah wasit memberi
isyarat, kedua pesilat memberi hormat kepada wasit dan ketua pertandingan, kemudian
kedua pesilat kembali ke sudut.
2.
Wasit memanggil kedua pesilat, lalu kedua
pesilat berjabat tangan.
3.
Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dan memberi
aba-aba tanda dimulai.
4.
Waktu istirahat antarbabak, pesilat harus
kembali ke sudut masing-masing.
b. Aturan bertanding
Aturan bertanding dalam pertandingan pencak silat adalah:
1. Pesilat saling berhadapan dengan unsur pembelaan
dan serangan sesuai dengan teknik dasar dan mematuhi larangan serta menurut kaidah-kaidah,
yaitu sikap pasang kuda-kuda, langkah mengukur jarak terhadap lawan, dan koordinasi
serangan/ pembelaan serta kembali ke sikap pasang kuda-kuda.
2.
Pembelaan dan sikap serangan yang dilakukan
harus berpola dari sikap awal/pasang kuda-kuda, dan langkah.
3. Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur
dan berangkai dengan berbagai cara ke arah sasaran sebanyak-banyaknya empat
jurus serangan.
4. Perlengkapan, memakai pakaian silat, pelindung
badan (body protector).
c. Pencak silat
dimulai dengan gerakan berdoa, sikap siap, salam hormat, sikap jabat tangan,
sikap duduk dalam pertandingan silat
1. Gerakan berdoa
- Berdiri dengan kedua tangan di
samping, lalu tundukkan kepala atau
- Berdiri dengan kedua tangan
diangkat ke atas sambil menundukkan kepala.
2. Sikap siap
- Badan tegap, kedua tangan dan
kaki berdiri tegap.
- Kepala ditegakkan pandangan ke
depan.
3. Salam hormat
- Sikap berdiri tegak.
- Angkat kedua lengan, kemudian
telapak tangan dipertemukan didepan dada.
- Tundukkan kepala.
4. Sikap jabat tangan
- Tangan kanan menjulurkan ke
depan.
- Tangan kiri dijulurkan ke
depan dada.
- Kaki kiri diserongkan ke kiri
depan.
- Kepala ditundukkan.
5. Sikap duduk sila
- Sikap duduk.
- Kedua kaki ditekuk dan silang.
- Kedua tangan di atas lutut.
- Pandangan ke depan.
6.
Sikap duduk timpuh/simpuh
-
Tekuk kedua kaki/punggung telapak kaki menempel
pada lantai.
-
Duduk di atas kaki.
-
Kedua tangan di atas paha.
-
Pandangan ke depan.
0 Response to "Pencak Silat"
Posting Komentar